Wisatawan Cina banyak, tapi tidak belanja.

TradeVeler di Bali kemarin, kami mengamati wisatawan dari Cina yg sedang banyak menyerbu Bali. Pertumbuhan wisatawan asli Cina ini sedang tumbuh pesat di Bali, dan sepertinya juga di wilayah lain di Indonesia. Seperti perjalanan saya waktu itu, touring motor dari Jakarta-Malang, bertemu dengan rombongan wisatawan Cina yg sedang berlibur di kota kecil Kebumen. Saya sendiri juga tidak tahu, apa uniknya Kebumen?

Wisatawan Cina ini kabarnya tidak hanya banyak mengunjungi Indonesia, tapi juga negara2 lain di dunia. Pertumbuhan middle class Cina yg besar mendorong mereka berwisata keluar negaranya.

Menurut beberapa pelaku wisatawan Bali, ternyata tidak semua travel dan hotel mau menerima wisatawan Cina ini. Alasannya tentu saja masalah civilization mereka. Jorok, suka teriak2 kalau bicara, dan suka meludah sembarangan adalah beberapa contoh yg dikeluhkan para pelaku wisata, dan juga wisatawan dari negara lainnya.

Menariknya dari kunjungan wisatawan Cina yg makin meningkat ini, ternyata tidak diimbangi dengan transaksi belanja di lokal Bali yg pesat pula. Mereka “tidak belanja” lagi selama di Bali, selain yg sudah disediakan paket tour mereka (yg tentu saja perusahaan dari Cina). Tidak ada belanja makanan, apalagi oleh2 bagi mereka, diluar paket tour yg telah mereka beli dari negaranya. Ternyata mereka sudah “menyelesaikan” semua transaksi selama perjalanan wisata di Bali, sebelum berangkat. Sehingga pergi ke Bali-pun tidak membawa lagi uang konvensional Renmimbi :).

Masyarakat Cina yg memang sudah terbiasa bertransaksi menggunakan uang digital, rupanya habitnya juga terbawa saat mereka pergi ke luar negeri. Karena tidak terbiasa membawa uang konvensional, mereka-pun tidak menukar uang rupiah selama di Bali. Dan karena tidak memegang rupiah, merekapun akhirnya tidak “belanja” selama di Bali. Bagi para pebisnis yg mengharap impulse buying dari wisatawan mancanegara, siap2 gigit jari 🙂

Ecommerce Cina memang sedang gencar-gencarnya menjual paket wisata yg bisa dicicil pembayarannya. Prosesnya-pun simple, tidak perlu survey karena hanya memasukkan akun id payment gateway yg dimilikinya. Kalau semua uang sudah masuk dalam payment gateway, tentu makin mudah menganalisa habit belanja usernya, termasuk apa saja yg biasa dilakukannya selama traveling.

Dan kalau semua uang sudah masuk payment gatewaynya, tentu saja selama di Indonesia mereka hanya bisa belanja ke merchant2 yg bisa menerima payment gateway Cina. Dan sepanjang yg kami tahu, di Bali belum ada (atau sudah ada namun belum banyak?) yg bisa menerima pembayaran dari payment gateway tsb. Wisatanya ke Indonesia, Renmimbi-nya tetap tersimpan di Cina 🙂

TradeVeler,
Go Outside, Get Insight!

#TDAValue #TDABanget #Tradeveler #BeliTDA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *