Inovasi atau Mati!

Ada seorang juragan warung kelontong besar di dekat rumah orang tua saya. Posisi tokonya sangat strategis, merupakan jalan utama utama menuju perumahan besar sehingga setuiap hari toko tersebut sangat laris bukan main. Yang dijual mulai dari makanan, kebutuhan sehari-hari hingga ATK. Toko inipun sangat terkenal karena menjadi yang terbesar dan terkomplit di kampung saya dahulu.

Beberapa tahun ini saya amati perkembangannya sungguh berbalik 180 derajat. Yang dulunya sangat ramai sekarang mulai ditinggalkan pelanggannya. Gara-garanya, di dekat toko tersebut dibuka gerai Indomart. Meski ukuran tokonya tidak lebih besar daripada toko kelontong tadi, tapi penjualannya bisa dipastikan melebihi toko kelontong tersebut. Dan sudah pasti, ini menggerus omset omset toko kelontong tadi.

Era Disruptive Economy ini memang makin seru! Dalam skala besar, kita baru saja dikejutkan dengan ucapan goodbye pada Kodak yang sangat berjaya dan telah hidup 133 tahun lamanya. Merek dalam bidang fotografi yang sangat legendaris inipun akhirnya bangkrut pada tahun 2012 ini. Perusahaan besar lainnya yang sedang ngos-ngosan adalah Nokia dan RIM produsen Blackberry. Kita tunggu saja apakah kedua perusahaan besar tersebut bisa membalikkan keadaan atau malah bernasib sama seperti Kodak.

Kembali lagi ke kasus toko kelontong diatas yang sedang dalam posisi terjepit. Kalau saja pemilik toko kelontong tadi dalam era jayanya mampu menaikkan kelasnya misal menjadi pedagang agen besar mungkin nasibnya tidak seperti sekarang ini yang langsung head to head dengan Indomaret. Atau bisa juga si toko kelontong menjual barang khusus suatu produk tertentu misalkan hanya ATK saja sehingga menjadi toko specialities.

Di dekat kantor saya di Jakarta ada contoh yang menarik. Sebuah minimarket lokal yang bersaing dengan raksasa minimarket asing. Meski dikepung di beberapa lokasi yang strategis, minimarket lokal ini tetap bertahan dan pelanggannya tetap loyal. Harga minimarket ini memiliki selisih lebih murah daripada raksasa minimarket asing di sekitarnya. Ownernya membeli setiap barang dengan cash dengan jumlah banyak sehingga mendapat potongan besar dari produsennya. Segmentasi yang dibidik pun adalah market muslim yang loyal. Diferensiasinya jelas.

Nah bagi anda semua yang bisnisnya sedang dalam pertumbuhan yang bagus ayo jangan lengah… Sebaiknya perlu direnungkan kembali, apakah ucapan motivator “Bisnis jalan, ownernya jalan-jalan” itu sudah pas dalam skala bisnis kita saat ini….

 

5 Comments Inovasi atau Mati!

  1. hendra

    memang benar mas..harus selalu semangat..tapi terkadang semangat untuk mengembangkan bisnis juga naik turun..saya sudah melakukan 1 langkah maju dalam bisnis yaitu dengan mempunyai website toko online. semoga ini merupakan langkah awal kesuksesan yang saya impikan selama ini mas..

    Reply
  2. Fadil Grosir Kulit

    Sudah lama tidak jumpa dg teman satu ini, ternyata sudah buka Kantor di Jakarta….Semoga bertambah sukses dan dapat menjadi Pengusaha Multi Nasional…bahkan Internasional….

    Indonesia sangat membutuhkan pengusaha seperti ini….

    sukses selalu Mas Donny

    Reply

Leave a Reply to sujarwo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *