Kas vs Profit, mana yg lebih penting?

Dalam pelatihan financial literacy di Jakarta minggu kemarin, pak Happy Trenggono mengajak para peserta training untuk mengamati sebuah perjalanan bisnis dalam 1 periode.

Perusahaan tesebut dibangun dalam 1 periode yang digambarkan hanya dalam 1 bulan dengan transaksi usaha selama 4 minggu atau 28 hari penuh. Hari pertama perusahaan mempunyai modal $8. Hari berikutnya mulai membeli bahan baku, aset, menjual produk dan lain sebagainya. Singkat cerita, dalam kurun 4 minggu tersebut mucullah sebuah laporan keuangan final yang intinya menggambarkan laporan laba rugi perusahaan saat itu.

Di akhir periode tesebut tedapat gambaran sebagai berikut:
Kas :$2
Profit:$8
Aset:$6

Nah di akhir periode tersebut ada 2 pertanyaan unik dari pak Happy Trenggono sebagai berikut:
1. Kalau anda yg menjadi CEO di perusahaan tesebut, apakah anda sudah hebat?
2. Kalau orang lain yg anda tunjuk sebagai CEO di perusahaan tesebut, apakah dia hebat?

Pertanyaan tesebut ditanggapi beragam oleh para peseta seminar. Ada yg mengatakan hebat untuk no 1 & 2, ada yg sebaliknya mengatakan tidak hebat untuk no 1 & 2, atau ada juga yang mengatakan hebat untuk no 1 dan tidak hebat untuk no 2.

Alasannya pun juga beragam.  Hebat karena memulai dari modal awal yg hanya $8  dan sekarang mempunyai kekayaan total $16, hebat karena tidak punya hutang di akhir periode. Yg menjawab tidak hebat ada yg beralasan karena nilai total kekayaan hanya berlipat 2x, dan lain-lain. Yang beralasan hebat untuk no 1 dan tidak hebat untuk no 2 karena kalau dikelola sendiri itu tampaknya hebat, tapi kalau dikelola orang lain dengan laporan keuangan seperti itu rasanya koq ada yg kurang ya? Alasan teakhir ini pastinya disambut gerrr oleh seluruh peserta seminar. Saya sendiri dalam hati menyebut bahwasannya no 1 tidak begitu hebat karena hanya menghasilkan nilai kekayaan 2x lipat dan menyebut hebat untuk no 2 karena meski cuma 2x lipat, tetapi disitu saya sebagai owner tidak ikut mengendalikan perusahaan sedikitpun…

Di akhir sesi ini, pak Happy Trenggono memang tidak men’justifikasi’ langsung benar salahnya, namun menurut beliau satu hal yg paling penting dalam sebuah perusahaan adalah seberapa besar kas yg ada saat itu. Jangan tekecoh dengan besarnya profit dan aset yang sudah dibeli perusahaan.

Profit is KING, but Cash is QUEEN,
Demikian pernyataan yang diulang-ulang oleh beliau.
King tidak bisa hidup tanpa queen, tetapi queen bisa hidup tanpa king…

Pak Happy mengilustrasikan, misalkan dalam akhir periode tesebut perusahaan ditutup, maka bagaimana cara owner membayar gaji dan pesangon karyawan? Profit memang besar, tapi karyawan tidak bisa dibayar dengan profit. Begitu juga aset, karyawan tidak dibayar dengan aset. Satu satunya yang bisa dibayarkan adalah Cash!

Pernyataan pak Happy tesebut sontak membuat kaget sebagian besar peserta pelatihan. Sayapun demikian. Mindset yang selama ini saya yakini benar, tiba2 sekarang berubah salah (dan sekaligus ada jawaban yg menyalahkannya). Teman2 peserta seminar yang didominasi anggota TDA juga demikian.

Masih menurut pak Happy, saat kita akan memutuskan membeli perusahaan, jangan lihat profit dan asetnya dahulu, tapi lihat berapa cash nya yg mengindikasikan perusahaan tersebut sehat atau tidak.

Profit bukan segalanya kalau belum berubah menjadi cash. Menjual memang sulit, tapi menagih customer jauhhhhhhh lebih sulit lagi. Tidak percaya? Misalkan anda mempunyai barang dengan HPP $1, lalu anda jual menjadi $4 (tentunya disini anda mendapat profit 3x lipat kan) dengan tambahan iming-iming kepada customer bahwasannya barang bisa dibayar 5 tahun kemudian. Bagaimana kira kira tanggapan customer anda? Sebagian besar pasti mau dengan sistem seperti itu. Anda memang mendapat profit besar, tapi belum dikonversi menjadi cash sehingga belum bisa digunakan apa2. Profit besar, tapi itu hanya angka-angka saja yg belum begitu berguna jika belum dikonversi menjadi cash.

Perusahaan-perusahaan besar terutama yang sudah go public banyak yang menggunakan trik-trik kecil supaya kelihatan profitnya besar, namun jika kita hanya fokus pada profit dan bukan pada cash, bisa jadi kita salah memilih perusahaan tersebut.

Bagaimana, setuju tidak bahwa CASH lebih penting daripada PROFIT ?

Kalau anda dihadapkan pada 2 hal ini : Memiliki Profit 10 juta, namun cash 0 ATAU memiliki cash 10 juta namun profit 0, kira-kira mana yang lebih anda pilih?

 

1 Comment Kas vs Profit, mana yg lebih penting?

Leave a Reply to Rizka Maghfur Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *