Enterpreneur Makin Sukses (harusnya) Makin Banyak Waktu Luang?

Beberapa waktu lalu iseng saya menulis status di facebook dan twitter saya seperti ini :  “Enterpreneur : makin sukses makin banyak waktu luang. Employee: makin sukses makin tidak punya waktu luang”.  Status pendek tersebut langsung saja dikomentari teman-teman yang terhubung dengan akun facebook saya.

Ada yang berkomentar setuju, ada juga yang kontra, bahkan ada yang sedikit menyalahkan harusnya seorang makin sukses itu (entah enterpreneur atau employee) pasti sama-sama tidak punya waktu luang. Dan selain itu ternyata banyak juga juga yang memberikan tanda like untuk status saya tersebut.

Menurut Kiyosaki, ada 4 kuadran tentang profesi seseorang. Kuadran kiri adalah E (Employee) dan S (Self Employee), sedangkan kuadran kanan adalah B (business owner) dan I (Investor). Yang saya maksud Enterpreneur tentu saja yang ada di kuadran kanan. Kuadran kiri adalah orang yang menukarkan waktunya untuk uang, sedangkan kuadran kanan adalah kuadran yang tidak sepenuhnya menukarkan waktunya untuk uang.

Sedangkan menurut Bradley Sugar, tahapan enterpreneur-pun sesungguhnya ada 5 level mulai dari level 0 dimulai dari employee hingga level 5 sebagai Enterpreneur sejati. Simak tulisan lengkapnya disini.

Dan yang saya maksud “waktu luang” adalah bukan waktu yang dibuang percuma begitu saja, tetapi adalah waktu produktif yang bisa kita tentukan sendiri jadwalnya.

Dalam kaitannya kesuksesan antara Enterpreneur dan Employee maksudnya begini: Enterpreneur yang semakin sukses, dengan mengacu pada style Brad Sugar dalam menjalankan bisnis, harusnya makin ke atas (sukses) semakin tidak mengurus operasional perusahaan. Semua urusan operasional perusahaan didelegasikan ke staff yang berkompeten. Saat memulai sebuah bisnis kecil, tugas-tugas administrasi didelegasikan kepada staff. Saat perusahaan sudah besar, urusan operasional bahkan pengambilan keputusan strategis sudah bisa dilaksanakan oleh Direktur Utama yang telah kita tunjuk untuk menjalankan perusahaan, sehingga kita sebagai Business Owner akan lebih memiliki banyak waktu luang karena sudah tidak banyak terlibat mengurus operasional perusahaan.

Nah kebalikannya, seorang Employee yang sukses (yang tentu saja jabatannya makin tinggi di perusahaan), makin ke atas dalam piramida jabatan perusahaan tentu saja tanggung jawabnya makin besar, dan tentu saja makin sedikit waktu luangnya. Dalam sudut pandang pemilik bisnis, tentu saja kita mecari seorang Direktur Perusahaan yang cakap, ulet dan bisa mengendalikan 100% perusahaan. Dan itu artinya, waktunya harus 100% tercurah untuk perusahaan kita. Betul kan?

Jadi, bila “membangun karir” antara enterpreneur dan employee kadangkala berawal dari start point yang sama. Umumnya dimulai dari jabatan terendah, lalu sampai menjadi pimpinan puncak. Bedanya, seorang employee secara umum jabatan puncaknya adalah sebagai Direktur Utama (itupun bila persaingan tidak ketat), sedangkan bila membangun karir menjadi enterpreneur karir puncaknya tentu saja sebagai business owner (diatas Direktur) yang tak lagi mengurus kegiatan operasional perusahaan. Mana yang menarik?

Di grup Blackberry Messenger saya memiliki sebuah grup bernama Enterprise, yang terdiri dari beberapa member teman-teman seperjuangan yang sama-sama membangun bisnis dari nol dan sekarang perusahaan masing-masing sedang bertumbuh dengan bagus. Dalam salah satu kesempatan kami berdiskusi tentang “berapa kali ke kantor dalam seminggu” dan “apa saja yang dilakukan saat di kantor?”. Pertanyaan menarik dengan beragam jawaban. Ada yang menjawab ” ke kantor hanya sekali  atau dua kali saja dalam seminggu”, atau ada juga yang bahkan dalam 1 bulan tidak pernah datang ke kantornya. Lalu saat di kantor apa yang dilakukan? ada yang menjawab “hanya cek-cek dokumen yang penting”, ada juga yang menjawab “ke kantor hanya jika diundang rapat oleh direksi atau hanya menerima tamu yang sangat penting” dan bahkan ada yang menjawab “datang ke kantor biasanya hanya untuk main pimpong saja, sambil liat-liat suasana kantor”.

Dulu saya ingat ada seorang teman yang bertanya mengapa harus membangun bisnis sendiri susah-susah, toh menjadi profesional seperti direktur utama sebuah perusahaan swasta bisa bergaji 250 juta sebulan, belum lagi bonus tahunannya yang bisa mencapai 1 Milyar lebih, kalau dijumlah itu kan hampir sama dengan profit bisnis yang mau kamu jalankan?

Saat itu saya agak bingung juga menjawabnya, tapi sekarang sudah ketemu jawabannya : Employee mendapat penghasilan dengan menukarkan waktunya untuk uang, semakin tinggi jabatannya, semakin tercurahkan waktunya untuk perusahaan tempat dia bekerja. Enterpreneur-pun sebenarnya juga begitu, tapi itu hanya di level-level awal, dan saat bisnisnya berkembang dia bisa escape dari segala rutinitas perusahaan digantikan oleh seorang profesional cakap yang siap menjual waktunya untuk mengurus perusahaannya!.

Dan akhirnya waktu luang kita sebagai business owner terserah mau digunakan untuk apa….

 

3 Comments Enterpreneur Makin Sukses (harusnya) Makin Banyak Waktu Luang?

  1. arif

    ada anekdot menarik,,, seorang yang hobi-nya mancing… sama profesional /pengusaha yang sudah susah susah bekerja / mengembangkan usaha, setelah sukses beli kapal pesiar, trus mancing.. nah the end-nya kan macing.. saya u/ mancing ngak perlu kerja keras kata yang hobi mancing 😀

    Reply

Leave a Reply to Hamerdin Pratama Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *