Transaksi Dari Customer Pertama Selalu Mendebarkan

Mendapatkan transaksi dari customer pertama dalam bisnis yg baru dirintis bagi saya adalah saat-saat paling mendebarkan.. sekaligus menyenangkan..

Dulu saat kelas 3 SMA, sewaktu berbisnis freelance komputer saya mendapatkan customer pertama tepat H-1 ujian akhir sekolah (saat itu dikenal dengan istilah Ebtanas). Order pertama berupa pembelian 1 unit lengkap peralatan wartel. Transaksi pertama ini selalu saya ingat karena gara-gara transaksi ini, membuyarkan konsentrasi belajar menjelang Ebtanas. Tapi alhamdulilah nilai Ebtanas tidak terlalu jelek (tapi juga tidak terlalu bagus hehe).

Transaksi pertama dari toko komputer pertama saya tahun 2001, berupa pembelian Stavolt Motor pesanan seorang customer yang telpon pada hari ke-2 toko kami dibuka. Karena masih awam dengan stavolt, kami kira stavolt motor itu harganya sama saja dengan stavolt biasa. Eh ternyata harga belinya 3x lipat dari harga stavolt biasa, padahal harga yang kami berikan ke customer pertama tadi sama dengan harga stavolt biasa. Yahhh rugi, tapi terpaksa dilakukan demi kepercayaan pada customer. Dan setelah transaksi pertama ini, transaksi-transaksi berikutnya sangat lancar… hingga bulan pertama sudah langsung mencetak omset Rp. 30 juta sebulan meski dengan zero budget marketing dan modal awal toko komputer yang cuma Rp. 600 ribu 🙂

Transaksi pertama dari bisnis software house yang saya dirikan pada 2002 berasal dari sebuah perusahaan MLM yang menjual kebutuhan sehari-hari. Transaksi ini terjadi pada bulan ke-3 saya mendirikan software house tsb, praktis saat semangat sudah di ambang batas bawah karena selama 3 bulan tidak ada customer untuk menghidupi biaya operasional. Dan tepat 1 minggu saat software yang kami kerjakan selesai dan kami mendapat pembayaran 50%, perusahaan MLM tersebut bangkrut 🙂

Yang paling parah adalah bisnis lab bahasa yang semula saya tawarkan door to door ke sekolah-sekolah sejak 2003. Apesnya, transaksi pertama terjadi 2 tahun berikutnya yakni di 2005. Itupun customer pertamanya adalah bekas sekolah saya dahulu. Dan karena melakukan pendekatan dengan mengatasnamakan mantan siswa, profit yang didapat sangat minim sekali. Ok tidak apa-apalah, hitung-hitung sebagai plaris (istilah orang jawa biar dagangannya laku) begitu dalam benak saya waktu itu.

Setelah semua peralatan dipasang, mendadak saya dipanggil kepala sekolah yang memberitahukan bahwa pembayaran lab harus diangsur selama 12x karena dana sekolah digunakan untuk keperluan lain. Wahhh mentang-mentang transaksi dengan bekas sekolah bisa seenaknya sendiri begini. Akhirnya dalam transaksi pertama tersebut harus mencari pinjaman kesana kemari karena profit bersih baru diterima saat angsuran ke 11 dan 12. Menyebalkan memang, tapi sekaligus menyenangkan karena selama 2 tahun bisnis ini baru bisa “pecah telur” saat itu meski dengan transaksi yang berdarah-darah 🙂

Beda cerita dengan bisnis software house yang saya dirikan pada 2005. Awalnya yg kita buat adalah tutorial mengaji untuk anak-anak. Namun ternyata selama hampir 6 bulan lamanya project pertama tidak selesai-selesai sementara “bahan bakar operasional” sudah menipis. Saat ada ide membuat tutorial komputer langsung saja saya eksekusi. Produk dibuat dalam 3 minggu saja, dan minggu ke-4 sudah terjual laris melalui penjualan di internet terutama di grup milis internet.

Masih banyak sebenarnya cerita-cerita transaksi pertama dari bisnis (yang awalnya) kecil-kecil yang sudah saya rintis dan sekarang sudah tutup (namun beberapa masih ada dan bertambah besar). Namun cerita gairah transaksi pertama itu lagi-lagi terjadi pada bulan ini.

Banyak teman-teman pengusaha bilang “mendapatkan Rp. 1000 pertama itu jauhhhhh lebih sulit daripada mendapatkan Rp. 1 juta kedua, Rp. 10 juta ketiga dan seterusnya” . Dan benar saja, setelah transaksi-transaksi pertama yang saya ceritakan diatas, transaksi kedua, ketiga, keempat, ke-seratus, ke-ribuan transaksi berikutnya jauhh lebih mudah mengalir. Namun bagaimanapun, transaksi pertama patut mendapatkan apresiasi yang luarrr biasa besar seperti kata pepatah “Perjalanan ribuan mil kedepan selalu diawali dengan pijakan kaki pertama…”

3 Comments Transaksi Dari Customer Pertama Selalu Mendebarkan

Leave a Reply to syaifullah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *