Burger King Prancis baru-baru ini meluncurkan kampanye yang menarik perhatian untuk meningkatkan kesadaran tentang bullying di sekolah dengan mengubah salah satu elemen kunci dalam logo mereka. Dalam inisiatif ini, Burger King mengubah huruf “G” dalam kata “King” menjadi warna abu-abu di seluruh platform media sosial mereka dan pada beberapa papan tanda restoran .
Kampanye ini, yang diorganisir oleh agensi kreatif Buzzman, diluncurkan bertepatan dengan Hari Nasional Melawan Bullying di Sekolah di Prancis pada 9 November. Pemilihan warna abu-abu ini sengaja dilakukan untuk melambangkan ketidaknampakan dan pengabaian yang sering dialami oleh anak-anak yang dibully. Selain logo, Burger King juga memperluas tema ini dengan mengubah satu dari sepuluh meja, kios swalayan, dan bahkan beberapa kemasan mereka menjadi warna abu-abu. Ide ini adalah untuk menciptakan metafora visual yang mencerminkan statistik bahwa satu dari sepuluh anak di Prancis mengalami bullying .
Kampanye inovatif ini menunjukkan bagaimana merek dapat memanfaatkan visibilitas dan sumber daya mereka untuk mengatasi isu-isu sosial kritis, menggunakan metode kreatif untuk melibatkan dan mendidik masyarakat.
Selain meningkatkan kesadaran, Burger King berjanji akan menyumbangkan semua keuntungan dari penjualan makanan King Junior mereka pada 9 November kepada Les Papillons, sebuah badan amal Prancis yang didedikasikan untuk memerangi pelecehan anak dan bullying. Ini menandai tahun ketiga berturut-turut Burger King Prancis bermitra dengan Les Papillons untuk kampanye anti-bullying mereka, memperkuat komitmen mereka terhadap isu-isu sosial .
Kampanye inovatif ini menunjukkan bagaimana merek dapat memanfaatkan visibilitas dan sumber daya mereka untuk mengatasi isu-isu sosial kritis, menggunakan metode kreatif untuk melibatkan dan mendidik masyarakat. Ini juga mencerminkan salah satu strategi Burger King untuk menarik simpati dari generasi Z, yang dikenal memiliki perhatian lebih pada isu-isu sosial.
Generasi Z dan Kepedulian Sosial
Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ada beberapa teori dan penelitian yang mendukung cara mereka memandang dan merespons isu-isu sosial:
1. Kepedulian Sosial yang Tinggi: Generasi Z sangat peduli dengan isu-isu sosial seperti lingkungan, keadilan sosial, dan kesehatan mental. Mereka cenderung memilih merek yang menunjukkan komitmen nyata terhadap isu-isu ini .
2. Penggunaan Media Digital: Generasi Z tumbuh di era digital, sehingga mereka sangat terpengaruh oleh kampanye di media sosial dan platform digital lainnya. Kampanye Burger King yang mengubah logo di media sosial adalah contoh yang efektif dari strategi yang memanfaatkan kebiasaan digital mereka .
3. Autentisitas dan Kejujuran: Generasi Z menghargai autentisitas dan kejujuran dalam komunikasi merek. Kampanye Burger King yang menunjukkan dukungan terhadap anak-anak yang dibully dapat dilihat sebagai tindakan yang otentik dan mendukung nilai-nilai yang dihargai oleh generasi ini .
Dengan memahami karakteristik ini, Burger King berhasil menciptakan kampanye yang tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang isu penting tetapi juga membangun hubungan emosional dengan generasi Z, yang merupakan salah satu segmen konsumen paling berpengaruh saat ini.