Remaja Alay

Sedang tertarik mengumpulkan berbagai referensi tentang pendidikan anak.

Mencari sumber-sumber referensi mengapa tokoh-tokoh muda Islam ratusan tahun lalu lebih “cepat dewasa” dibanding generasi sekarang?
Contohnya Atab bin Usaid yg menjadi gubernur Mekah dalam usia 18 tahun.
Abdurrahman An Nashr di usia 21 tahun memimpin Andalusia mencapai puncak kejayaan dan membuat kebangkitan sains yg tiada duanya.
Muhammad Al Fatih di usia 22 tahun bisa memimpin ratusan ribu pasukan menaklukkan Konstantinopel sebagai benteng terkokoh yg tidak bisa ditaklukkan selama ratusan tahun sebelumnya.
Nabi Muhammad-pun usia 12th sudah magang dan belajar ilmu dagang sehingga di usia 17 tahun sudah menjadi pebisnis handal, di usia 25th dipercaya banyak investor besar.

DI generasi sekarang, sebagian besar usia 17th masih menikmati “sweet seventeen”, usia 24 tahun baru lulus kuliah malah masih merasa “alay”, tidak bisa apa-apa.

Setidaknya itulah yg saya rasakan saat menginterview ratusan anak-anak muda yg melamar menjadi pegawai di bisnis saya. Susah sekali mencari manusia berkualitas di bawah usia 25th, atau bahkan dibawah usia 30th.

So apa yg salah dg sistem pendidikan sekarang?

Satu clue yg saya dapat hari ini,
Ternyata di abad 20 ini ada produk kebudayaan baru yg dikenalkan yakni “Generasi Remaja”. Remaja adalah generasi dewasa fisik (baligh) namun belum dewasa mental (akil). Sedangkan di dalam Islam hanya ada 2 tingkatan usia saja: Akil (anak2) dan Baligh (dewasa), tidak ada “remaja”. Menarik sekali mengumpulkan berbagai referensi tentang “remaja”.
Yg punya referensi tentang remaja, boleh share ke saya ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *