Di era digital saat ini, terutama dengan platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, orang tidak lagi memiliki waktu atau perhatian yang cukup untuk mengikuti cerita panjang atau narasi yang rumit dari sebuah brand. Alih-alih mengandalkan cerita yang runtut dan mendalam, brand harus fokus pada penciptaan vibe yang kuat dan langsung mengena dalam waktu yang sangat singkat.

Vibe ini adalah kesan atau perasaan instan yang ditangkap oleh audiens saat mereka berinteraksi dengan konten brand. Ini bisa berupa tone, suasana, atau gaya yang konsisten dalam konten yang membuat orang langsung “merasakan” brand tersebut hanya dalam beberapa detik. Vibe tidak memerlukan banyak kata atau penjelasan; ini lebih kepada bagaimana sebuah brand berkomunikasi secara visual, auditori, dan emosional melalui elemen-elemen seperti warna, musik, grafis, serta cara penyampaian pesan yang lugas.

Contohnya, ketika seseorang melihat konten dari sebuah brand di TikTok selama 3 detik, mereka langsung bisa merasakan apakah brand tersebut ceria, energik, berani, atau santai, tanpa perlu mendalami lebih jauh. Brand yang sukses menciptakan vibe ini akan lebih mudah diingat, bahkan ketika audiens hanya terpapar konten mereka secara sekilas di tengah banjir informasi lain.

Untuk membangun vibe yang kuat dan konsisten, brand perlu memahami dengan baik siapa target audiens mereka, apa nilai inti yang mereka wakili, serta bagaimana elemen visual dan auditori bisa menyampaikan esensi brand tersebut dengan cepat. Dalam era baru branding ini, vibe yang tepat dapat menciptakan koneksi emosional dengan audiens, membuat mereka merasa lebih dekat dengan brand hanya dalam waktu singkat.

Jadi, keberhasilan branding di era ini bergantung pada bagaimana sebuah brand bisa menciptakan vibe yang kuat, konsisten, dan mudah dikenali—sebuah identitas yang langsung terasa saat pertama kali dilihat atau didengar, tanpa memerlukan banyak penjelasan atau waktu.