Perbedaan Antara: Pendekatan Jangka Panjang dan Pendek
Strategi brand sering kali disalahartikan sebagai strategi kreatif atau kampanye, terutama ketika dikembangkan oleh agensi desain atau periklanan. Namun, pada kenyataannya, keduanya memiliki tujuan dan jangka waktu yang berbeda. Strategi kreatif lebih bersifat sementara dan berfokus pada ide yang dapat digunakan dalam jangka pendek untuk menarik perhatian konsumen selama satu kampanye. Sebaliknya, strategi brand adalah fondasi jangka panjang yang membantu perusahaan mengarahkan semua upaya komunikasi, produk, dan layanan mereka. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk menciptakan keberlanjutan dan relevansi dalam pasar yang kompetitif.
Apa Itu Strategi Kreatif?
Strategi kreatif adalah rencana yang digunakan untuk menjalankan kampanye pemasaran atau komunikasi berdasarkan ide atau tema tertentu. Biasanya, ide ini dibangun dari insight konsumen atau sebuah pengamatan mendalam yang sering disebut sebagai “kebenaran pengguna”. Misalnya, jika kita melihat sebuah merek seperti Paddy’s, insight mereka mungkin adalah: “Orang Australia tidak hanya ingin merayakan kemenangan besar, tetapi juga menemukan kegembiraan dalam pencapaian kecil sehari-hari.” Dari insight ini, kampanye kreatif bisa dikembangkan, seperti kampanye The Reasons to Party, yang fokus pada memberikan alasan bagi orang untuk merayakan momen-momen kecil dalam hidup mereka.
Contoh lain dari strategi kreatif bisa dilihat pada kampanye Coca-Cola’s “Share a Coke”, yang mengganti logo mereka dengan nama-nama konsumen. Strategi ini dibangun di atas ide bahwa orang senang berbagi sesuatu yang personal, seperti minuman yang memiliki nama mereka sendiri di botol. Ini adalah kampanye yang sukses besar, tetapi pada dasarnya bersifat sementara. Ia bekerja baik selama durasi kampanye, namun setelah itu, merek perlu mencari ide baru untuk tetap relevan di hadapan konsumen.
Masalah umum dengan strategi kreatif adalah bahwa kampanye-kampanye ini sering kali dibangun untuk jangka waktu yang singkat, seperti 6 bulan hingga satu tahun. Setelah kampanye selesai, banyak merek mendapati diri mereka kekurangan arahan, karena kampanye tersebut tidak didasarkan pada strategi brand yang lebih besar. Akibatnya, ketika kampanye berakhir, perusahaan kehilangan landasan yang solid untuk membangun upaya pemasaran berikutnya. Dalam banyak kasus, ide kreatif yang digunakan mungkin terlalu terbatas atau relevan hanya dalam konteks kampanye itu sendiri, yang membuatnya sulit untuk digunakan kembali dalam kampanye lain.
Apa Itu Strategi Brand?
Berbeda dengan strategi kreatif, strategi brand adalah rencana yang lebih mendalam dan berjangka panjang, yang dirancang untuk membantu merek membangun identitas dan reputasi yang kuat. Strategi brand tidak hanya mengacu pada kampanye pemasaran, tetapi mencakup bagaimana sebuah perusahaan ingin dilihat oleh pelanggan, bagaimana produk dan layanan mereka menciptakan nilai, dan bagaimana mereka membedakan diri dari kompetitor. Tujuan dari strategi brand adalah untuk memastikan bahwa merek tersebut memiliki arah yang konsisten dan dapat berkembang selama bertahun-tahun, tidak hanya selama satu kampanye.
Ada beberapa elemen kunci yang harus dipertimbangkan dalam strategi brand:
1. Identitas Merek: Siapa perusahaan ini dan apa yang diwakilinya? Ini mencakup visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan yang mendasari segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Proposisi Nilai: Apa yang membuat merek Anda berbeda dan lebih baik dari kompetitor? Misalnya, Apple dikenal karena kombinasi inovasi, desain premium, dan pengalaman pengguna yang superior. Ini adalah proposisi nilai yang mereka pegang selama bertahun-tahun dan menjadi bagian inti dari strategi brand mereka.
3. Pelanggan yang Ditargetkan: Siapa audiens utama Anda dan apa yang mereka inginkan dari produk atau layanan Anda? Ini memerlukan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen, preferensi, dan kebutuhan mereka. Misalnya, merek kecantikan seperti Glossier membangun strateginya berdasarkan audiens milenial yang mencari produk yang ramah pengguna, minimalis, dan dipromosikan oleh komunitas online.
4. Pengalaman Pelanggan: Bagaimana brand berinteraksi dengan pelanggan dalam setiap titik kontak, mulai dari pembelian hingga layanan pelanggan? Pengalaman pelanggan yang konsisten dan positif dapat memperkuat loyalitas merek. Contohnya, Zappos dikenal karena layanan pelanggan yang luar biasa, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi brand mereka.
5. Produk dan Inovasi: Bagaimana produk atau layanan yang Anda tawarkan berkontribusi pada narasi brand? Sebuah strategi brand yang baik tidak hanya membahas komunikasi eksternal, tetapi juga bagaimana produk atau layanan benar-benar mencerminkan nilai-nilai brand. Misalnya, Tesla tidak hanya menjual mobil listrik, tetapi juga menjual visi masa depan yang berkelanjutan dan inovatif.
6. Posisi di Pasar: Bagaimana brand Anda menempati posisi unik di pasar? Strategi brand membantu perusahaan menemukan ceruk mereka dan membangun identitas yang tidak bisa ditiru oleh kompetitor. Nike, misalnya, selalu fokus pada “inspirasi dan inovasi bagi atlet di seluruh dunia,” dan hal ini telah menjadi inti dari identitas brand mereka selama beberapa dekade.
Contoh Strategi Brand yang Sukses
Salah satu contoh strategi brand yang sukses adalah Patagonia, merek outdoor yang dikenal karena komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan etika lingkungan. Strategi brand Patagonia tidak hanya berfokus pada menjual produk, tetapi juga pada mempromosikan nilai-nilai mereka seperti keberlanjutan, konservasi alam, dan keadilan sosial. Ini adalah strategi brand yang dibangun untuk jangka panjang, yang mencerminkan siapa Patagonia sebagai perusahaan dan apa yang mereka perjuangkan. Bahkan dalam kampanye pemasaran mereka, seperti “Don’t Buy This Jacket,” Patagonia secara konsisten menyampaikan pesan bahwa mereka ingin pelanggan berpikir dua kali sebelum membeli produk mereka demi mengurangi dampak lingkungan. Strategi ini tidak hanya membantu mereka menarik perhatian pelanggan yang peduli lingkungan, tetapi juga memperkuat identitas brand yang kuat dan autentik.
Contoh lain adalah IKEA, yang terkenal dengan strategi brand mereka yang didasarkan pada proposisi nilai “desain yang terjangkau dan fungsional untuk semua orang.” Selama bertahun-tahun, IKEA terus mengembangkan produk yang sederhana, mudah dirakit, dan terjangkau, yang mencerminkan inti strategi brand mereka. Mereka juga memperluas narasi brand dengan fokus pada keberlanjutan dan inovasi, seperti program daur ulang furnitur mereka.
Mengapa Strategi Brand Lebih Berharga dalam Jangka Panjang?
Strategi brand yang baik bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi bisa bertahan setidaknya 3-5 tahun. Strategi ini menjadi dasar untuk semua keputusan yang diambil oleh perusahaan, mulai dari komunikasi pemasaran hingga pengembangan produk dan layanan. Ketika sebuah perusahaan memiliki strategi brand yang jelas, mereka tidak hanya berfokus pada kampanye kreatif yang menarik perhatian sesaat, tetapi juga pada bagaimana brand mereka dapat tumbuh dan tetap relevan di pasar yang berubah.
Keuntungan besar dari memiliki strategi brand yang solid adalah kemampuan untuk tetap konsisten dan fleksibel. Merek dengan strategi brand yang kuat dapat menghadapi tantangan pasar dengan lebih baik, karena mereka tahu apa yang membedakan mereka dari kompetitor dan apa yang diinginkan oleh pelanggan mereka. Strategi ini juga membantu perusahaan tetap fokus pada tujuan jangka panjang mereka, tanpa terlalu tergantung pada tren atau ide kreatif sementara.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara strategi brand dan strategi kreatif sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Strategi kreatif berfokus pada ide kampanye yang bisa menarik perhatian sesaat, sementara strategi brand adalah pilar utama yang menopang identitas dan nilai sebuah perusahaan. Dengan memiliki strategi brand yang kuat dan konsisten, perusahaan dapat membangun loyalitas yang lebih dalam, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan menciptakan nilai nyata bagi pelanggan mereka.
reff : Podcast @Eugbrand