Boomerang Enterpreneur

Dengan menjadi Enterpreneur, kita dituntut untuk memiliki multi talenta. Berbagai ilmu yang kebanyakan ‘street smart’ harus dikuasai. Namun demikian, ternyata banyak kelebihan yang dimiliki seorang Enterpreneur justru bisa jadi boomerang, menyerang diri mereka sendiri dalam berbisnis. Itu jika mereka tidak menyadari apa kekuatan mereka dan kapan kekuatan tersebut dibutuhkan. Berikut pemaparan Keith R. McFarland tentang kehebatan enterpreneur yang bisa menjadi boomerang bagi diri mereka sendiri:

Mereka hebat dalam memahami sesuatu.
Para enterpreneur, berkebalikan dengan pendapat umum, berpikir sebanyak mereka bertindak. Mereka menduduki peringkat tertinggi dalam pemikiran strategis, yang berarti mereka hebat dalam menganalisis situasi2 yang kompleks atau dengan cepat mengidentifikasi dimana dan kapan harus bertindak.
Namun demikian, rasa lapar mereka akan tindakan dan stimulus intelektual dapat membuat fokus mereka dan perusahaan mereka mengabur. Para enterpreneur juga memiliki kecenderungan untuk mengelilingi diri mereka dengan orang2 yang tidak mampu melihat titik kekuatan perusahaan secara independen, yang menghambat kemampuan perusahaan untuk berkembang melampaui pendirinya.

Mereka dapat mengubah arah dengan cepat.
Enterpreneur sangat ahli menyesuaikan diri dengan cepat dalam situasi yang mendesak. Namun, ketika perusahaan berkembang, mereka mungkin mendapati bahwa kecondongan mereka untuk mengubah arah dengan cepat akan menjadi suatu masalah.
Ketika sebuah organisasi menjadi besar dan kompleks, seorang pemimpin tidak dapat begitu saja menyerukan aba-aba baru dari kursi kepemimpinannya sembari mengharapkan bahwa setiap orang akan segera mematuhi dan melaksanakan perintahnya.

Mereka hebat dalam memainkan banyak bola sekaligus.
Para pemimpin perusahaan yang berkembang dengan pesat seringkali menunjukkan ketrampilan mereka dalam memproses informasi yang memungkinkan mereka untuk bertindak atas dasar beberapa inisiatif sekaligus.
Ketika sifat ini dikombinasikan dengan kemampuan untuk memunculkan banyak ide baru, seorang enterpreneur akan mendapati bahwa perusahaannya mengambil atau menjalankan terlalu banyak proyek di area periferi alih-alih berfokus pada penggerak utama dari bisnis mereka.

Jika ada satu peluang yang sulit muncul, mereka ingin menjadi orang yang merebutnya.
enterpreneur memiliki poin yang sangat tinggi dalam kemampuan mereka untuk bekerja di bawah tekanan, skor mereka 45% lebih tinggi daripada skor CEO perusahaan-perusahaan besar. Nilai yang tinggi ini memiliki korelasi yang lebih banyak dibanding komando militer dan atlet elite daripada pengusaha. Enterpreneur juga mendapat nilai yang tinggi dalam kebutuhan mereka akan kontrol.
Namun ketika permainan sudah dimulai, delegasi adalah hal yang paling jauh tersimpan di benak enterpreneur. Dia tidak hanya mengharapkan bisa menjadi orang yang mampu memenangkannya, tapi juga membutuhkan hal itu.

Mereka bergerak, bergerak dan bergerak.
Para enterpreneur juga mempunyai skor yang tinggi pada kebulatan hati atau bisa dikatakan ‘fokus dari waktu ke waktu’. Namun, daya juang enterpreneur yang mendorongnya untuk tyerus meretas jalan melewati segala rintangan selama tahap-tahap awal pertumbuhan suatu perusahaan dapat menjadi sebuah penghambat ketika perusahaan tersebut lebih matang.
Enterpreneur yang gagal untuk melakukan transisi dari pendekatan ‘menang berapapun biayanya’ ke pendekatan ‘menang dimana dimungkinkan’ beresiko kehilangan sumber daya internal mereka yang terpenting.

Mereka loyal pada kegagalan.
Meskipun orang berharap bahwa para enterpreneur memimpin dengan gagasan visioner mereka, namun sebenarnya mereka mempengaruhi orang lain melalui relasi personal yang mendalam. Enterpreneur, berhasil karena mereka mampu menjalin koneksi personal dan emosional yang positif dengan orang dan kelompk.
Namun demikian, koneksi ini bisa menjadi kelemahan manakala enterpreneur kehilangan kemampuan mereka untuk membuaty keputusan objektif mengenai personel yang sudah akrab dengan mereka atau dengan orang yang sudah bekerja sama untuk waktu yang lama dengannya.

Dengan mempelajari behavior enterpreneur diatas yang dipaparkan oleh Keith R. McFarland dalam surveynya terhadap 250 perusahaan di AS tersebut, semoga kita bisa menghindari boomerang kita sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *