Ekspansi Bisnis

Memiliki banyak bisnis, tentulah adalah dambaan semua pengusaha. Dengan memiliki banyak bisnis, tujuannya tentu saja memiliki multi income. Kalau salah satu bisnis berhenti, bisnis yang lain dapat menyokongnya. Lalu, kapan sebaiknya kita mulai berekspansi dalam bisnis?

10 tahun yang lalu saat bisnis pertama saya sudah berjalan kurang lebih 2 tahun, saya juga coba-coba mulai ekspansi bisnis. Mulai dari membuat software house, web designer, pelatihan komputer dan lain-lain, diluar bisnis utama saya : menjual komputer. Mempunyai banyak bisnis saat itu terlihat seperti ‘keren‘. Tetapi yang terjadi, 2 tahun berikutnya tidak ada pertumbuhan bisnis yang berarti. Semuanya stagnan. Alih-alih mendapat multi income, yang terjadi malah ‘multi outcome‘ (baca : pengeluarannya lebih besar). Satu bisnis mensubsidi bisnis lainnya.

Analisa akhir saya saat itu adalah dari 1 bisnis yang masih belum stabil, profitnya digunakan untuk membiayai bisnis baru lainnya. Saat bisnis baru tersebut belum stabil juga, sudah ada bisnis baru lainnya lagi. Dan seterusnya. Dan kesalahan fatal saat itu adalah bahwa semua bisnis baru itu saya ‘lahirkan’ sendirian. Padahal bisnis baru itu mirip seperti bayi yang baru lahir : harus ada perhatian khusus. Akhirnya semuanya tidak fokus. Profit antar bisnis berputar-putar saja disitu untuk mensubsidi bisnis lainnya.

Akhirnya keputusan final saat itu yang sangat memberatkan adalah mulai mengamputasi bisnis-bisnis yang kurang stabil dan fokus hanya pada bisnis yang mempunyai prospek cukup bagus. Saat mengamputasi, memang tidak serta merta langsung menunjukkan hasil yang bagus, namun setidaknya pengeluaran sudah bisa ditekan.

Sekarang saat bisnis sudah mulai stabil, mencoba lagi untuk berekspansi. Ekspansinya beragam, mulai dari bidang yang sama dengan bisnis utama (IT) hingga ke bidang lain seperti properti dan kuliner. Namun ekspansinya berbeda dengan ekspansi 10 tahun yang lalu. Berikut perbedaannya:

1. Tentukan budget total dan dana cadangan untuk bisnis baru yang akan dibuat. Dana ini dianggarkan dari sebagian profit bisnis utama. Jika perusahaan baru tersebut tidak sesuai yang diharapkan, dan terus menerus tidak menghasilkan profit hingga modal utama habis, segera amputasi bisnis ini. Dengan begitu tidak menggerogoti lagi bisnis utama.

2. Temukan orang yang tepat untuk mengurusi bisnis baru tersebut. Pastikan orang tersebut benar-benar kompeten dan bertanggung jawab terhadap bisnis baru tersebut. Bila kita ikut-ikutan membesarkan bisnis baru tersebut dengan sepenuh tenaga, bisnis utama pastilah akan kurang perhatian.

3. Buat bisnisplan atau bisnis model lalu tunjuk eksekutornya yang capable.

Itulah perbedaan ekspansi bisnis yang saya lakukan 10 tahun dan beberapa tahun belakangan. Ada banyak perbedaannya, baik perbedaan strategi maupun perbedaan hasilnya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *