Catatan ringan seputar bisnis, traveling dan komunitas

Menu & Search

Enterpreneur Dituntut Selalu Kreatif

enterpreneur dituntut selalu kreatif

Erwin Aksa ingat betul saat pertama kali ditugaskan ayahnya Mahmud Aksa untuk mulai menjual semen bosowa dengan mendatangi sendiri beberapa toko bangunan di Makasar. Jawaban dari para pemilik toko bangunan tersebut kebanyakan menolak “wah semen apa ini? saya tidak pernah mendengar namanya”.

Erwin pun tidak patah semangat, ia bahkan mendatangi lebih banyak lagi toko bangunan di beberapa provinsi di sekitar Makasar. Namun jawaban yang ia terima tak berbeda jauh : menolak semen bosowa karena kurang populer.

Ia-pun lalu mengubah strategi dengan menyewa beberapa tenaga profesional yang seolah mencari semen merk bosowa di pasar. Bahkan, mereka itu memesan semen bosowa dalam jumlah sangat besar. Sekian bulan berlalu, akhirnya brand semen bosowa pun tertanam di benak pemilik toko bangunan bahwa ini adalah brand yang laku dan diminati orang.

Menjadi seorang enterpreneur, berpikir kreatif adalah sebuah tuntutan, jika tidak ingin kalah dalam persaingan.

Dulu, saat pertama kali membuka usaha toko komputer di tahun 2001 bermodal rp 600.000,- saya dan 4 orang kawan merasa dituntut berpikir (sangat) kreatif. Dengan modal yang seadanya tersebut (kalau boleh dibiang sangat minim) mampu untuk menggerakkan bisnis sebuah toko komputer.

Banyak ide-ide kreatif yang dilakukan. Namun satu yang paling saya ingat : cara kami beriklan dengan biaya yang sangat murah. Kami memfotocopy brosur komputer (1 kertas A4 dibagi 2) dengan biaya fotocopy hanya Rp. 10/brosur. Kami cetak 500 lembar setiap hari, lalu dimasukkan dalam koran-koran yang akan diedarkan di wilayah sekitar toko komputer tersebut. Kebetulan sekali, kami mengenal dengan baik pemilik bisnis distributor koran di sekitar wilayah kami.

Iklan komputer pun tersebar dengan cepat, tepat sasaran (hanya tersebar di sekitar toko kami) dengan biaya yang sangat murah (bandingkan dengan biaya pasang iklan di koran tersebut yang bisa 20-30x lipat).

Hasilnya? Boom! Fantastis di bulan pertama tercapai omset Rp. 30 juta dan selalu bertumbuh dalam bulan-bulan selanjutnya…

Related article
Bagaimana cara membuat gerakan donasi yg efektif di kala pandemi ?

Bagaimana cara membuat gerakan donasi yg efektif di kala pandemi ?

Berbagi pengalaman membuat campaign donasi yg efektif untuk kegiatan sosial.…

Rahasia perusahaan-perusahaan berusia panjang

Rahasia perusahaan-perusahaan berusia panjang

Salah satu yg membuat perusahaan2 Jepang bisa bertahan lama hingga…

Sense of Crisis, pelajaran utama dari Pandemi Corona

Sense of Crisis, pelajaran utama dari Pandemi Corona

Belajar memiliki “sense of crisis” itu ternyata mahal banget ya…

Discussion about this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Type your search keyword, and press enter to search