Selandia Baru, sebuah negara kecil yang lebih banyak domba daripada manusia. Tapi jangan salah, pariwisata adalah urat nadi ekonominya. Meski hanya menarik 1.7 juta wisatawan asing setiap tahun, industri ini adalah penyumbang terbesar bagi perekonomian negara ini, menghasilkan NZ$4.2 miliar dari pendapatan devisa. Tapi tunggu, ada tantangan besar di sini. Dalam pasar global, brand Selandia Baru terbilang kecil.
Nah, di sinilah PR atau hubungan publik berperan penting. Selandia Baru memahami bahwa untuk bersaing di panggung dunia, mereka perlu lebih dari sekadar iklan. Mereka butuh hubungan yang interaktif dengan wisatawan, sesuatu yang bisa dibangun melalui PR. Dan bukan PR sembarangan, tapi yang dirancang untuk membangun hubungan merek yang kuat.
Jadi, apa strategi mereka? Mereka memilih posisi sebagai destinasi yang memungkinkan orang untuk ‘Menjadi Satu’, baik itu dengan diri sendiri atau dengan keluarga, atau bahkan dengan pemandangan alam Selandia Baru. Intinya adalah ‘koneksi’. Mereka ingin menciptakan hubungan merek yang kuat dengan ‘wisatawan interaktif’, orang-orang yang mencari pengalaman baru dan menikmati tantangan destinasi baru.
Tapi, ada lebih dari itu. Selandia Baru juga memanfaatkan kekuatan media digital. Mereka memiliki kehadiran web yang kuat, dengan fitur-fitur interaktif yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan Selandia Baru dalam berbagai cara. Ini adalah bagian dari upaya mereka untuk mengubah e-browser menjadi e-buyer.
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana sebuah negara bisa memanfaatkan film blockbuster untuk mempromosikan dirinya? Nah, New Zealand melakukannya dengan sempurna melalui kolaborasi dengan trilogi film The Lord of the Rings (LOTR). Ini bukan hanya tentang memanfaatkan popularitas film, tetapi juga tentang bagaimana memaksimalkan hubungan publik dan media untuk membangun merek destinasi yang kuat.
Dalam dunia yang penuh dengan iklan dan promosi, hubungan publik bisa menjadi alat yang sangat efektif dan efisien. Tourism New Zealand (TNZ) memahami ini dan memanfaatkannya untuk membangun merek “100% Pure New Zealand”. Mereka memulai kampanye global pada tahun 1999 dengan pesan sederhana ini dan terus memperbarui merek tersebut untuk tetap relevan.
Sekarang, mari kita bicara tentang bagaimana LOTR menjadi bagian dari strategi ini. Film ini, yang sepenuhnya difilmkan di New Zealand, telah mengasosiasikan negara ini dengan petualangan dan pemandangan yang menakjubkan. TNZ bekerja keras untuk membawa media dari seluruh dunia, terutama dari AS dan Inggris, untuk mempromosikan New Zealand sebagai “Land of Rings”. Mereka bahkan memanfaatkan nominasi dan kemenangan LOTR di Academy Awards untuk memperkuat hubungan antara film dan destinasi.
Dan jangan lupakan peran Air New Zealand (ANZ), yang telah memposisikan dirinya sebagai “Airline to Middle-earth”, menambahkan lapisan lain dari keterlibatan merek dalam cerita ini. Mereka bahkan menunjuk Ian Brodie, penulis Locations Guidebook to the LOTR, sebagai duta besar LOTR mereka.
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari semua ini? Hubungan publik dan media adalah alat yang sangat kuat dalam membangun merek destinasi. New Zealand telah memanfaatkan ini dengan cerdas, memanfaatkan popularitas LOTR untuk mempromosikan merek “100% Pure New Zealand” mereka. Ini adalah contoh bagus tentang bagaimana hubungan publik bisa menjadi partner yang kuat untuk mendukung dan meningkatkan strategi periklanan, terutama dalam dunia yang penuh kompetisi ini.
Akhir kata, New Zealand telah menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang tepat dan eksekusi yang cerdas, hubungan publik dan media bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam membangun merek destinasi yang kuat dan menarik. Mereka telah memanfaatkan sebuah peluang unik dan mengubahnya menjadi sebuah kampanye pemasaran yang sukses. Ini adalah pelajaran yang bisa diambil oleh semua pemasar destinasi.