Konsep “The Big Impact of Small and Fast” dalam konteks pemasaran kepada Generasi Z menggarisbawahi pentingnya konten yang ringkas, langsung, dan cepat menarik perhatian. Generasi ini memiliki rentang perhatian yang diklaim singkat, sering disebut hanya 8 detik, memaksa merek untuk berinovasi dalam cara mereka mengkomunikasikan pesan. Konten harus tidak hanya cepat dipahami dan menarik tetapi juga harus dapat diakses melalui perangkat seluler, mengingat prevalensi smartphone dan tablet sebagai media konsumsi utama bagi Gen Z.
Dari segi teknis, konten yang disukai Gen Z di media sosial sering kali berdurasi pendek. Misalnya, video yang berdurasi 15-30 detik di platform seperti TikTok atau Instagram Stories menjadi sangat populer karena kemampuan mereka untuk menyampaikan pesan atau hiburan secara instan. Jenis video yang disukai termasuk tutorial cepat, behind-the-scenes, meme, dan video reaksi, semuanya ditampilkan dengan cara yang autentik dan relatable. Intonasi dalam konten ini cenderung santai dan langsung, menciptakan rasa percakapan antara merek dan pemirsa, bukan monolog yang berat sebelah.
Dalam hal estetika, Gen Z lebih memilih konten yang terlihat asli dibandingkan yang terlalu diproduksi. Ini berarti bahwa video dan gambar yang tampak “mentah” atau tidak sempurna—yang memperlihatkan keaslian di balik merek atau pencipta—sering kali lebih menarik dibandingkan dengan gambar yang terlalu dipoles atau profesional. Pendekatan ini membantu membangun rasa kepercayaan dan autentisitas antara Gen Z dan merek.
Salah satu studi kasus brand yang berhasil menerapkan strategi “Small and Fast” adalah TikTok sendiri. Sebagai platform, TikTok memungkinkan pengguna—termasuk merek—untuk membuat konten video singkat yang sangat menarik. Melalui penggunaan hashtag, tantangan, dan tren musik, merek dapat dengan cepat memperoleh perhatian dan keterlibatan dari Gen Z. Contohnya, merek seperti Chipotle telah menggunakan TikTok untuk tantangan seperti #GuacDance, yang mendorong pengguna untuk berbagi video dansa yang berkaitan dengan guacamole, mencapai jutaan tayangan dan mendorong penjualan.
Contoh lain adalah Nike, yang secara efektif menggunakan Instagram Stories untuk menampilkan produk baru melalui video pendek dan gambar yang menarik. Mereka sering menampilkan atlet dalam situasi sehari-hari atau latihan, menciptakan koneksi emosional dengan audiens mereka sambil juga mempertahankan estetika visual yang tinggi. Nike juga memanfaatkan fitur polling dan swipe-up dalam Stories untuk meningkatkan interaksi langsung dan mengarahkan lalu lintas ke situs web mereka.
Adidas juga telah mengadopsi pendekatan serupa, terutama melalui kampanye mereka yang menargetkan perempuan muda, menggunakan konten yang menginspirasi dan menguatkan. Melalui video singkat yang menampilkan wanita dari berbagai latar belakang dan disiplin olahraga, Adidas menonjolkan kekuatan dan keragaman, resonan dengan nilai-nilai Gen Z.
Kesimpulannya, untuk menjangkau dan terlibat dengan Generasi Z, merek harus merangkul konsep “The Big Impact of Small and Fast” dalam strategi konten sosial media mereka. Ini berarti menciptakan konten yang singkat, menarik secara visual, dan autentik, seringkali dengan pendekatan yang lebih santai dan percakapan. Dengan memanfaatkan format dan fitur yang disukai oleh Gen Z, seperti video pendek dan interaktif di platform populer seperti TikTok dan Instagram, merek dapat membangun koneksi yang lebih kuat dengan generasi ini dan, pada akhirnya, memperkuat loyalitas mereka.