“The YouTube Effect” Bagi Gen Z

“The YouTube Effect,” sebagaimana dibahas dalam buku Jeff Fromm, merujuk pada fenomena unik di mana individu mengunjungi YouTube untuk menonton satu video tertentu tetapi akhirnya menghabiskan jam-jam selanjutnya mengeklik video terkait, hanyut dalam rangkaian konten yang tampaknya tak berujung. Urban Dictionary mendefinisikannya sebagai kebiasaan yang muncul ketika seseorang tersesat dalam labirin konten YouTube, dari menonton “Chocolate Rain” hingga menikmati lagu-lagu Rick Astley. Efek ini mencerminkan bagaimana video menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari Generasi Z, menduduki posisi sejajar dengan kebutuhan dasar seperti oksigen, air, dan makanan.

Generasi Z, atau Pivotals, menghabiskan waktu dari matahari terbit hingga terbenam menonton video, sering kali tanpa jeda yang signifikan, menjadikan YouTube dan platform serupa sebagai sumber utama hiburan, edukasi, dan relaksasi. Mereka menghargai konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, mengurangi stres, dan memberikan koneksi sosial dengan rekan-rekan mereka. Video membantu mereka tetap terinformasi tentang apa yang sedang tren dan relevan secara budaya, menawarkan perspektif yang dapat diandalkan dan relatable, terutama dari influencer yang mereka anggap sebagai teman.

Untuk merek yang ingin menarik Generasi Z, memanfaatkan video adalah suatu keharusan. Ini bukan hanya tentang memposting iklan; itu tentang menciptakan konten yang menarik, interaktif, dan sesuai dengan apa yang dicari dan dihargai oleh generasi ini. Mereka mencari pengalaman yang otentik dan personal, yang dapat mereka bagikan dengan komunitas mereka. Konten video yang sukses dengan Pivotals sering kali ringkas, menghibur, dan menawarkan nilai atau wawasan nyata.

Era video juga menuntut agar merek berpikir lebih kreatif tentang bagaimana mereka menghadirkan diri mereka secara online. Tidak cukup hanya memindahkan iklan TV ke platform online; merek harus mengembangkan strategi konten yang dirancang khusus untuk media sosial, mengakui bahwa preferensi visual dan kontekstual Generasi Z berbeda secara signifikan dari audiens tradisional. Strategi ini harus mencakup pembuatan video yang dapat diakses melalui mobile, mengingat smartphone adalah perangkat utama yang digunakan Generasi Z untuk menonton video.

Pada dasarnya, “The YouTube Effect” menyoroti betapa krusialnya video dalam kehidupan Generasi Z dan memberikan panduan bagi merek tentang pentingnya mengadopsi pendekatan yang lebih dinamis, visual, dan berorientasi pada pengalaman dalam strategi pemasaran mereka. Untuk berhasil menarik generasi ini, merek harus memahami kekuatan video tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi sebagai alat pembentuk budaya dan komunitas .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *