Buku “Marketing to Gen Z” oleh Jeff Fromm dan Angie Read mengeksplorasi perbedaan mencolok antara Generasi Z (Gen Z) dan Millennials dalam hal interaksi mereka dengan media sosial. Gen Z, yang juga disebut sebagai Generasi Pivotals, tumbuh di era digital sepenuhnya, membuat mereka sangat mahir dalam menggunakan teknologi dan media sosial sejak usia dini. Perbedaan ini bukan hanya tentang platform yang mereka pilih tetapi juga tentang bagaimana dan mengapa mereka menggunakan media sosial. Berikut adalah beberapa perbedaan kunci antara Gen Z dan Millennials dalam berinteraksi dengan media sosial, sebagaimana dibahas dalam buku tersebut:
1. Penggunaan Multi-Platform vs. Platform Tunggal
Gen Z dikenal karena kemampuan mereka untuk berpindah dan menggunakan berbagai platform media sosial secara bersamaan. Mereka bisa multitasking di antara lima layar atau lebih, memanfaatkan berbagai aplikasi dan layanan untuk berbagai keperluan. Sementara itu, Millennials cenderung lebih fokus pada satu atau dua platform utama pada satu waktu. Ini menunjukkan bahwa Gen Z memiliki kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dan kebutuhan yang lebih besar untuk variasi dalam interaksi sosial mereka.
2. Berbagi secara Selektif vs. Berbagi Secara Terbuka
Gen Z lebih cenderung berbagi konten dan kehidupan mereka secara selektif, memilih dengan hati-hati apa yang mereka bagikan dan dengan siapa. Mereka memanfaatkan fitur seperti “Cerita” yang bersifat sementara di platform seperti Snapchat dan Instagram untuk berbagi momen tanpa meninggalkan jejak digital permanen. Sebaliknya, Millennials lebih terbuka dan sering berbagi secara luas, merangkul konsep “oversharing” atau berbagi terlalu banyak informasi online.
3. Mencari Autentisitas vs. Menciptakan Persona Online
Gen Z menghargai autentisitas dan keaslian dalam konten yang mereka konsumsi dan bagikan di media sosial. Mereka lebih tertarik pada narasi dan cerita yang nyata daripada konten yang terasa dibuat-buat atau terlalu diproduksi. Di sisi lain, Millennials sering menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menciptakan dan memelihara persona online yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan realitas mereka.
4. Keterlibatan Aktif vs. Pasif
Gen Z lebih cenderung terlibat secara aktif dengan konten media sosial, baik itu melalui partisipasi dalam tantangan viral, kampanye sosial, atau menciptakan konten mereka sendiri. Mereka melihat media sosial sebagai platform untuk ekspresi diri dan perubahan sosial. Sebaliknya, Millennials mungkin lebih bersifat konsumtif dalam pendekatan mereka terhadap media sosial, lebih sering mengonsumsi konten daripada menciptakannya.
5. Privasi dan Kesadaran Digital
Gen Z memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang privasi dan keamanan online dibandingkan dengan Millennials. Mereka lebih sadar akan potensi risiko dan konsekuensi dari berbagi informasi pribadi di internet. Hal ini mendorong mereka untuk lebih berhati-hati dalam interaksi online mereka dan mungkin lebih skeptis terhadap berbagi informasi pribadi.
Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan bukan hanya evolusi teknologi dan media sosial itu sendiri tetapi juga perubahan dalam nilai, sikap, dan perilaku antargenerasi. Generasi Z membawa perspektif baru dan pendekatan yang unik terhadap media sosial, yang berdampak pada cara merek dan pemasar harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan mereka. Mengakui dan memahami perbedaan ini penting bagi merek yang ingin terhubung secara efektif dengan Generasi Z dan memanfaatkan kekuatan mereka sebagai konsumen dan influencer.
Sumber bacaan : Marketing to Gen Z: The Rules for Reaching This Vast–and Very Different–Generation of Influencers