LOA : Law Of Attraction

LOA atau Law Of Attraction, menurut buku the secret adalah apa yang terjadi karena apa yang kita fokuskan. Semua yang terjadi adalah apa yang kita pikirkan sebelumnya.

Dulu, pertama kali saya mengenal LOA ini tak lain dari Pak Purdie Chandra- founder Primagama yang menjadi mentor bisnis saya sewaktu di Enterpreneur University. Awalnya, saya sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Saat itu beliau mengatakan : “kalau anda ingin membeli motor baru, mulai sekarang seringlah membayangkan motor yang akan dibeli tersebut secara detil. Bagaimana rasanya jika sudah mengendarainya, bagaimana rasanya saat pertama kali ngebut dengan kecepatan 100km/jam, dsb. Coba setelah pulang dari kelas ini, langsung pergi ke dealer motor tersebut, langsung tanya-tanya kepada salesnya”.

Ada salah satu teman saya yang nyeletuk “Loh pak, kan saya belum punya uang, masak sudah harus mendatangi dealer?”.

Pak Purdie menjawab “emangnya kalau hanya tanya-tanya saja butuh duit? enggak toh..?”. Yang tentu saja langsung disambut gerr teman-teman lainnya.

Belakangan, saya baru tahu maksud Pak Purdie. Itu adalah salah satu cara untuk semakin mendekatkan keyakinan atas impian kita sendiri. Ada hukum tarik menarik yang terjadi disitu.

Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda (The Secret)

Dulu, untuk membeli mobil saya yang pertama, secara tidak sengaja sayapun memakai ilmu LOA ini. Saya sering mendatangi pameran otomotif untuk sekedar bisa merasakan harumnya dashboard mobil tersebut, atau merasakan nyamannya memindah gigi persneling mobil baru. Meskipun saya belum mempunyai uang yang cukup, saya beranikan diri menelpon sales mobil tersebut untuk hanya menanyakan warna mobil apa yang ready sekarang! Seperti anda tahu, begitu saya telp sekali, salesman hampir tiap hari menelpon saya hanya untuk menanyakan kapan saya membeli mobil!

Positif thinking : saya harus berterima kasih banyak terhadap sales mobil ini yang terus menerus mendekatkan saya pada impian atau LOA saya waktu itu. Hingga tak lama kemudian, mobil yang sudah saya “gambarkan” dalam otak ini sudah terparkir di dalam garasi rumah saya!

Saat saya berflashback beberapa tahun ke belakang, saya juga baru menyadari bahwa dulu saya memang “menanamkan” LOA secara tidak sengaja: saya ingin menjadi sorang Direktur! tidak terbayangkan menjadi Direktur apa saat itu. Yang penting Direktur. Dan sekarang, saya menjadi Direktur di perusahaan saya sendiri.

Saya yakin, saat ini dimanapun posisi kita, itu adalah cara pikir kita yang sebelumnya.
Apa yang terjadi saat ini adalah apa yang anda pikirkan secara negatif atau positif dalam beberapa waktu sebelumnya.

Sudah cukupkah bukti bahwa apa yang ada dalam diri kita sekarang ini adalah apa yang anda fokuskan sebelumnya?

Dan yang terpenting, yang harus benar-benar kita pahami adalah bahwa di saat yang akan datang, apa yang akan terjadi, adalah apa yang kita pikirkan sekarang.

Mari ber-positif thinking!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *