Ada resiko jatuh saat berlari

Kemarin sewaktu berangkat ke Jakarta, saya berkenalan dengan seseorang berusia sekitar 55 tahunan, yang ternyata adalah seorang Direktur Utama dari sebuah perusahaan besar di Bekasi. Sebut saja Bapak S. Perkenalan tidak sengaja ini terjadi sewaktu saya dan beliau sama-sama mengantri untuk check-in di loket Lion Air.

Setelah berbincang-bincang sedikit sewaktu mengantri, akhirnya perbincangan kami dilanjutkan di ruang tunggu. Kamipun berbicara banyak hal tentang bisnis.

Mendengar cerita saya memulai bisnis sejak kuliah, Bapak S banyak memberi saya wejangan-wejangan bisnisnya yang berharga. Bahkan tak jarang rahasia-rahasia bisnisnya pun “dikeluarkan”. Nah, ini dia salah satu kelebihan jadi pengusaha muda menurut saya. Karena melihat saya masih muda dan sedang merintis bisnis, beliau tidak canggung dalam membeberkan rahasia bisnisnya. Beda kan kalau beliau bertemu atau berkenalan dengan pengusaha yang sebayanya?

Dari perbincangan hampir 2 jam tersebut, ada 1 cerita bagus menurut saya tentang cerita beliau resign dari PNS.

Beliau bercerita bahwa dulu tahun 80an, beliau menjadi PNS dengan gaji 500 ribu sebulan. Menurut beliau dengan gaji tersebut belumlah cukup untuk tinggal di Jakarta. Setiap hari beliau hidup dengan keluarganya sangat pas-pasan.

Hampir saja karena gaji yang kecil tersebut, Bapak S melakukan korupsi untuk sekedar mencukupi kebutuhan hidupnya. “8 tahun saya menjadi PNS mas, dan 8 tahun tersebut banyak pertentangan batin yang luar biasa besar dalam diri saya” begitu katanya.

“Sampai akhirnya saya mempunyai pemikiran begini : kalau gaji saya hanya cukup untuk hidup saya, lalu kapan saya bisa bersodaqoh besar dengan perasaan ikhlas se-ikhlas ikhlasnya? tau mas maksudnya? kalau gaji hanya cukup untuk hidup, setiap bersodaqoh tentunya ada perasaan was-was. Bagaimana kalau nanti tidak cukup dan lain-lain. Nah perasaan-perasaan inilah yang membuat kita jadi kurang ikhlas”.

“Dan akhirnya saya memilih jalur enterpreneur. Saya tahu, penghasilan yang saya dapat malah tidak tentu. Bisa besar, bisa kecil tergantung dari kerja keras saya sendiri. Tapi menurut saya, ini jauh lebih baik daripada saya memiliki pendapatan pasti namun kecil. Dan itu terjadi hingga saya pensiun nanti.” begitu ujarnya.

Wah, sungguh pemikiran berani, menurut saya..

Mengingatkan saya kembali pada perjalanan saya sewaktu memutuskan untuk fokus di jalur enterprenur.
Ada satu kata-kata hebat yang mengobarkan semangat saya waktu itu, kira-kira isinya begini :
“Jika kamu lari kencang, mungkin memang ada resiko terjatuh,
Tapi jika kamu tidak lari, kamu pasti akan kalah….”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *