Chicken Stays, Eagle Flies

Masalah turn over karyawan di suatu perusahaan adalah salah satu yang sering membuat pusing kita sebagai pemilik bisnis. Bagaimana tidak, karyawan yang telah kita didik bertahun-tahun dan menghabiskan dana banyak untuk meningkatkan skill mereka, tiba-tiba resign dengan berbagai alasan. Alhasil kitapun pusing dibuatnya, merekrut kembali karyawan baru sama seperti kembali ke titik nol, apalagi yang resign tadi adalah karyawan kunci di perusahaan kita.

Turn over karyawan di suatu peruahaan juga sering dijadikan tolak ukur sebuah perusahaan yang sukses. Dikatakan bahwa suatu perusahaan yang turn over karyawannya rendah, bisa jadi perusahaan tersebut sangat bagus karena salah satu indikatornya adalah kesejahteraan karyawan terjamin sehingga karyawan merasa ‘aman’ bekerja di perusahaan tersebut.

Saat mengalami turn over yang rendah di perusahaan kita, jangan terburu-buru berpuas diri. Jangan pula cepat mengambil kesimpulan bahwasannya perusahaan kita mempunyai kinerja yang bagus dan bahkan tingkat kesejahteraan karyawan yang tinggi. Daripada ikut terjebak dalam comfort zone seperti itu, ada baiknya koreksi karyawan yang bertahan di perusahaan sampai saat ini.

Kalau karyawan yang bertahan lama di perusahaan adalah karyawan produktif, maka bersyukurlah. Mereka memang layak menjadi aset perusahaan. Namun bagaimana jika ternyata mereka yang bertahan di perusahaan adalah karyawan yang tidak produktif? Mereka jelas bukan aset, dan bahkan menjadi liabilities alias beban perusahaan. Kondisi seperti ini bisa jadi mirip pepatah Chicken stays, Eagles flies. Karyawan yang produktif sadar ketika mereka sudah berada dalam comfort zone dan sulit untuk mengubah keadaan, mereka (para eagles) justru memilih keluar dari area itu dengan meninggalkan perusahaan. Dan yang tertinggal di perusahaan hanyalah para chicken.

Dengan kondisi seperti itu, bisa dibayangkan bagaimana kondisi masa depan perusahaan. Padahal makin hari, persaingan bisnis makin keras. Bagaimana perusahaan mampu bersaing bila tim yang dibanggakan ternyata hanyalah para chicken yang jangkauan pandangannya hanya sebatas kaki berpijak, bukan sejauh mata elang yang dapat terbang tinggi menjulang.

Maka sekali lagi, jangan terlalu bangga jika turnover karyawan di bisnis sangat rendah. Bukan sesuatu yang jelek, tapi kita mesti tahu apa penyebabnya. Periksa dengan benar, apakah mereka ini para chicken atau para eagles. Kita sebagai pemilik bisnis seharusnya bisa mempertahankan habitat yang baik untuk mempertahankan para eagles. Sehingga yang terjadi adalah Chicken flies, Eagles stays dan bukan sebaliknya….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *