Jika Dubai dinyatakan luar biasa karena memiliki Burj Al Arab, satu-satunya hotel bintang tujuh di dunia, Swiss pun bisa dibilang istimewa untuk urusan yang sama. Negara netral itu telah memperkenalkan hotel tak berbintang satu-satunya. Hotel di Kota Sevelen tersebut sekaligus menjadi hotel tak berbintang pertama di dunia.
“Kekurangan adalah kelebihan menjadi motto kami,” kata Patrick Riklin yang mengelola hotel aneh itu bersama kembarannya, Franc. Berpegang pada semboyan itu, keduanya lantas menjual segala bentuk kekurangan hotel tanpa bintang itu seharga GBP 17 (sekitar Rp 287 ribu) per malam.
Keduanya mengundang sekitar 15 orang sebagai tamu dalam launching perdana hotel tak berbintang tersebut kemarin.
Karena dibangun di shelter nuklir yang sudah tidak digunakan, maklum jika hotel tersebut tidak memiliki kamar. Hanya ada beberapa tempat tidur di dalam tempat perlindungan nuklir tersebut.
Tanpa tembok pembatas dan tanpa jendela, tentunya. Persediaan air panas untuk tamu pun terbatas. “Tidak ada room service atau televisi,” kata Patrick.
Bahkan, jika suatu saat terjadi perang nuklir, para tamu pun harus siap berbagi kamar dengan serdadu, pasukan pemadam kebakaran dan pekerja kemanusiaan. Meski demikian, hotel tak berbintang itu mengantongi izin resmi dari pemerintah Swiss. Izin itu diberikan dengan catatan.
Yakni, kami harus menjaga keutuhan bunker dan merelakannya untuk dipakai militer atau aparat jika pemerintah membutuhkan,” papar Patrick.
Bunker yang disulap menjadi hotel itu mampu menampung sekitar 54 orang. Dan, para tamu harus rela berbagi tempat dengan pipa-pipa raksasa serta jaringan listrik yang lebih dulu menghuni hotel tak berbintang tersebut.
Dengan kondisi serba sederhana seperti itu, hotel tersebut tetap mampu menarik perhatian masyarakat. Buktinya, untuk satu bulan ke depan, hotel tak berbintang itu sudah full-booked.
Ternyata “kekurangan” yang dikelola dengan baik justru bisa menjadi “kelebihan“.
Bagaimana, apakah ada ide juga untuk memanfaatkan “kekurangan” anda ?