Ternyata budaya gen Z, khususnya perilaku dan sikap konsumen gen Z, sangat mempengaruhi pola konsumsi dan perilaku seluruh generasi. Melalui penelitian yang dilakukan oleh FutureCast bersama dengan Barkley dan The Cambridge Group, ditemukan enam pola pikir yang muncul dari perilaku dan sikap konsumen gen Z. Pola pikir ini menunjukkan bagaimana konsumen gen Z secara keseluruhan mempengaruhi pengeluaran konsumen dan perilaku lintas semua generasi. Temuan utama adalah bahwa budaya mereka bertindak sebagai penunjuk awal untuk memprediksi tren budaya konsumen yang lebih luas.
Berikut panduan bagi merek untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan generasi Z secara efektif dan dapat membangun hubungan jangka panjang :
1. Apakah Merek Saya Bagian dari Percakapan Sehari-Hari?
Pola pikir “Lingkaran Sosial” menyoroti pentingnya merek dalam menjadi bagian dari percakapan budaya yang lebih luas. Ini berarti bahwa merek harus secara aktif terlibat dalam dialog yang berlangsung di media sosial, forum online, dan platform lainnya di mana konsumen muda berkumpul dan berbagi opini. Untuk menjadi relevan, merek perlu menanamkan dirinya ke dalam narasi yang ada, membuktikan bahwa mereka memahami dan mendukung isu-isu yang penting bagi target audiens mereka. Ini dapat mencakup segala hal dari tren fashion terkini hingga kepedulian terhadap lingkungan dan advokasi sosial.
2. Bagaimana Merek Membantu Konsumen dalam Mengekspresikan dan Memahami Diri Mereka Sendiri?
Konsumen muda melihat merek sebagai alat untuk ekspresi diri dan penemuan diri. Merek yang berhasil adalah mereka yang membantu konsumen muda mengeksplorasi dan menyatakan identitas unik mereka. Ini bisa melalui produk yang dapat disesuaikan, kampanye yang merayakan keragaman individu, atau melalui narasi merek yang menekankan keaslian dan penerimaan diri. Memberikan platform bagi konsumen untuk menunjukkan diri mereka sendiri melalui produk dan layanan membantu memperkuat koneksi personal antara merek dan audiensnya.
Merek-merek yang berhasil mengidentifikasi dan menyesuaikan diri dengan pola pikir ini tidak hanya akan menarik konsumen muda tetapi juga akan memiliki pengaruh yang lebih luas lintas generasi.
3. Apakah Merek Menerapkan Inovasi dalam Cara yang Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen?
Generasi muda menghargai inovasi tidak hanya dalam hal produk tetapi juga dalam cara merek berinteraksi dengan mereka. Merek yang terus-menerus mencari cara baru untuk memperkaya pengalaman konsumen—baik melalui teknologi terdepan, metode produksi yang berkelanjutan, atau format kampanye kreatif—akan menarik perhatian dan rasa hormat dari konsumen muda. Inovasi juga menunjukkan bahwa merek tersebut mendengarkan dan merespons keinginan serta tantangan yang dihadapi audiensnya.
4. Apakah Merek Membangun Kepercayaan dengan Konsumennya?
Kepercayaan menjadi dasar dari setiap hubungan konsumen-merek yang berhasil. Generasi muda mencari transparansi dari merek yang mereka dukung—mereka ingin tahu asal usul produk, bagaimana mereka dibuat, dan dampak sosial dari pembelian mereka. Merek yang dapat dengan jujur berkomunikasi tentang praktik mereka, mengakui kesalahan, dan menunjukkan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan akan membangun fondasi kepercayaan yang kuat dengan konsumen.
5. Apakah Merek Memiliki Tujuan yang Lebih Besar yang Beresonansi dengan Konsumen?
Generasi muda tidak hanya tertarik pada apa yang dilakukan merek tetapi juga mengapa mereka melakukannya. Merek dengan tujuan yang jelas—baik itu mendukung pendidikan, mengurangi dampak lingkungan, atau mempromosikan kesetaraan—akan menemukan gema dalam hati konsumen muda. Merek perlu menunjukkan komitmen nyata terhadap tujuan mereka melalui tindakan yang konsisten dan berdampak.
6. Apakah Merek Mudah Diakses dan Memenuhi Kebutuhan Konsumen?
Aksesibilitas tidak hanya berarti ketersediaan produk; ini juga tentang membuat merek dan produk mereka mudah diakses dari segi harga, pemahaman, dan penggunaan. Merek yang menawarkan berbagai pilihan untuk berbagai anggaran, menyediakan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang produk mereka, dan memastikan pengalaman pengguna yang mudah dan intuitif—baik online maupun offline—akan lebih mudah diterima oleh konsumen muda.
Kesimpulannya, pemahaman ini menggarisbawahi pentingnya merek untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan dan keinginan generasi muda tetapi juga untuk memahami bagaimana nilai dan perilaku mereka dapat mempengaruhi dan mengubah konsumsi dan perilaku konsumen di semua generasi. Merek-merek yang berhasil mengidentifikasi dan menyesuaikan diri dengan pola pikir ini tidak hanya akan menarik konsumen muda tetapi juga akan memiliki pengaruh yang lebih luas lintas generasi.