AI, Biologi Sintetik, dan Masa Depan Peradaban Manusia

posted in
on
by

Baru saja saya menyelesaikan membaca buku “The Coming Wave” karya Mustafa Suleyman, co-founder DeepMind dan Inflection AI, dengan Michael Bhaskar, yang diterbitkan pada tahun 2023. Buku ini membahas tentang gelombang teknologi baru yang akan datang, terutama kecerdasan buatan (AI) dan biologi sintetik, yang diprediksi akan mengubah kehidupan manusia secara fundamental.
Suleyman mengidentifikasi gelombang ini sebagai gelombang keempat dalam sejarah manusia. Tiga gelombang sebelumnya adalah Gelombang Agraria, yang mengubah manusia dari nomaden menjadi petani menetap dan memungkinkan pembangunan peradaban; Gelombang Industri, yang memicu urbanisasi, industrialisasi, dan meningkatkan standar hidup serta mobilitas; dan Gelombang Informasi, yang menghubungkan dunia melalui komputer dan internet serta mendemokratisasi akses terhadap informasi.


Seperti tiga gelombang sebelumnya yang telah mengubah kehidupan manusia secara drastis, Gelombang Kecerdasan Buatan dan Biologi Sintetik diprediksi akan membawa perubahan yang lebih besar lagi. AI dan biologi sintetik memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan kemampuan manusia, seperti mengotomatiskan pekerjaan, mempercepat penemuan ilmiah, menciptakan bentuk kehidupan baru, merekayasa organisme, dan menyembuhkan penyakit. Namun, di balik potensi tersebut, terdapat risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti penciptaan senjata otonom yang mematikan, manipulasi informasi, penggantian manusia di berbagai bidang, pandemi baru yang disengaja, dan kecelakaan laboratorium yang menghancurkan.


Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan potensi gelombang teknologi baru ini, Suleyman menekankan pentingnya “containment” atau penahanan. Containment bukan berarti menghentikan kemajuan teknologi, melainkan mengendalikan dan membatasi dampak negatifnya. Terdapat tiga jenis containment: fisik (membatasi akses fisik terhadap teknologi berbahaya), fungsional (membatasi fungsi dan kemampuan teknologi), dan motif (membentuk motivasi dan nilai-nilai individu dan organisasi yang mengembangkan dan menggunakan teknologi).


Upaya containment telah ada sepanjang sejarah manusia, seperti pengendalian pencetakan, pembatasan senjata api, dan pengaturan energi nuklir. Keberhasilan containment dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sifat teknologi, konteks sosial dan politik, dan kepemimpinan. Suleyman berpendapat bahwa containment bukanlah proses yang statis, melainkan sebuah perjalanan yang dinamis dan terus berkembang, dari fase reaktif (containment dipicu oleh krisis), proaktif (containment lebih terencana dan sistematis), hingga antisipatif (mampu mengantisipasi dan mengelola risiko sebelum menjadi ancaman nyata).


Menghadapi gelombang teknologi baru ini, kita perlu bergerak menuju fase antisipatif dengan pendekatan yang lebih proaktif, kolaboratif, dan berwawasan ke depan. Ini melibatkan kerjasama global, regulasi yang efektif, partisipasi aktif dari semua pihak, investasi dalam penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan norma-norma baru untuk mengatur penggunaan teknologi ini.


Di tingkat individu, kita perlu mengembangkan literasi teknologi, kecerdasan emosional dan sosial, ketahanan dan adaptabilitas, serta kesadaran diri dan etika. Kita harus menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, serta berkontribusi pada pembentukan masa depan teknologi yang positif.


Sebagai seorang pebisnis, buku ini memberikan wawasan penting untuk mengantisipasi dan menghadapi perubahan yang dibawa oleh gelombang teknologi baru. Kita perlu memahami potensi dan risiko AI dan biologi sintetik, mengidentifikasi peluang bisnis baru, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, membangun ketahanan bisnis, mengembangkan strategi yang berkelanjutan, dan menjadi pemimpin yang berwawasan.


Suleyman mengakhiri buku ini dengan pesan optimis bahwa kita dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gelombang teknologi baru dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Namun, masa depan ini tidak akan terwujud dengan sendirinya. Kita harus bekerja sama untuk membentuknya, dengan kebijaksanaan, kehati-hatian, dan rasa tanggung jawab bersama.

Ebook SamDK

About The Author

SamDK

Bagi saya menulis merupakan bagian dari proses pembelajaran. Orang belajar biasanya akan membuat catatan-catatan bagi dirinya sendiri. Blog ini, sesungguhnya merupakan “catatan pribadi” yang kadang bersumber dari pengalaman pribadi atau sekedar meresume sebuah buku yang sedang dibaca agar tak lupa. Seperti quote favorit saya dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *