Kartono di Hari Kartini

Hari ini, 21 April Hari Kartini.

Kebetulan 2 hari lalu kami sekeluarga mengunjungi museum Kartini di Jepara. Wisata Museum adalah salah satu favorit destinasi traveling bagi kami untuk pembelajaran anak2 yg homeschooling.

Di museum Kartini ini kami didampingi guide yg menceritakan semua sejarah Kartini dari kecil hingga meninggal. Museum ini terdiri dari 3 ruang utama. Ruang pertama tentang biografi dan peninggalan2 asli Kartini. Ruang kedua tentang sejarah Jepara. Dan di ruang ketiga tentang Kartono, kakak kandung Kartini yang sangat berjasa membentuk karakter Kartini hingga dinobatkan sebagi pahlawan nasional, bahkan hari lahirnya dikenang sebagai hari nasional.

Kartono adalah kakak kandung Kartini yg luar biasa. Lulusan Leiden University Belanda yg menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa daerah, hingga sempat menjadikannya wartawan harian NewYork Tribune an juga penerjemah berbagai bahasa. Selain itu beliau juga seorang spiritualis sekaligus dokter yang mengobati pasien dengan media air putih. Karena berbagai kelebihannya ini, beliau dijuluki Sang Jenius dari Timur oleh orang2 Belanda di Eropa kala itu.

Sosok Kartono-lah yang banyak menginspirasi pemikiran2 dan tindakan2 Kartini hingga menjadi wanita hebat.

Saya jadi menyimpulkan, ternyata Kartono adalah Tenzing Norgay-nya Kartini! Sosok hebat dibalik orang hebat! Coach, motivator, mentor atau apalah namanya..

Siapa itu Tenzing Norgay?
Dia adalah pemandu lokal asli Nepal yang memandu Edmund Hillary menjadi orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di puncak gunung tertinggi dunia- Everest.

Saat Edmund Hillary berhasil menginjakkan kakinya di puncak Everest, dia menjadi orang yg sangat terkenal. Semua media mewawancarai dia. Sementara Tenzing justru tidak mendapatkan pengakuan yg sama meski perannya sangat penting.

Hanya ada 1 media yg mewawancara Tenzing.
“Anda adalah pemandu Edward, tentunya posisi Anda berada di depannya, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki pertama di puncak gunung Everest?”

“Ya benar, saat tinggal selangkah ke puncak, saya persilahkan dia mendahului saya supaya dia menjadi orang pertama yg menginjakkan kaki di puncak Everest”

“Mengapa anda melakukannya?” Tanya Wartawan itu lagi.

“Itu bukan impian saya, itu impian Edward. Impian saya adalah berhasil membantu dia meraih impiannya” tutup Tenzing.

Dia tidak mengejar ketenaran meski perannya sangat penting bagi “sang pahlawan” yang ditulis dalam sejarah.

Kisah Tenzing Norgay ini mengajarkan kita arti kebesaran hati dan ketulusan dalam membantu orang lain mewujudkan mimpinya, tanpa pamrih sama sekali. Dia tidak mengejar ketenaran meski perannya sangat penting bagi “sang pahlawan” yang ditulis dalam sejarah.

Setiap dari kita pasti memiliki Tenzing Norgay atau Kartono. Seseorang yang memiliki peran penting dalam kehidupan kita, yang mungkin tak dikenal circle kita. Bisaorang tua kita, guru kita, suami kita, istri kita, teman dan yg lainnya.

Jadi, siapa “Kartono” kita?

Selamat hari Kartini, terimakasih mas Kartono…


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *